Sejarah Berdirinya Desa

Sejarah Desa

  Sebelum  tahun 1928 zaman penjajahan Belanda yang mana penduduk     
Indonesia  disamping  berjuang   bela   negara   juga   mencari  keselamatan  atau      
persembunyian   diantaranya   di daerah    waru     sebelah    timur        Ci Pemali     
( Jawa; Sungai Pemali ) sebelah  barat   Hutan Negara   lebih   tepatnya di  lebak     
yang  ada  pohon WARU dan  itu   sebagai bagian pengingat untuk memudahkan     
mana kala masyarakat keluar dari area tersebut, Asal mula penduduk kurang lebih     
16 KK  hidup berdampinganseiring barjalannya  waktu      karena  bertempat  di area  dekat   Desa  Kalinusu
Kec. Bumiayu maka di minta oleh pemerintahan Kec. Bumiayu untuk di ikut serta    
kan masuk wilayahnya namun warga tersebut mayoritas menolak dan pindah   ke    
Desa Jipang Kec. Bantarkawung kemudian karena kerusuhan masa itu penduduk    
pun pindah ke Pulihrejo blok 22 Desa Bantarwaru yang membawa arti  Kembali    
berjayaitu harapannyaDengan situasi kondisi yang agak aman mereka pindah lagi    
ke Waringin Blok 20 /Dukuh Bantarwaru sampai sekarang  terbangunnya Kantor     
Pemerintahan Desa Bantarwaru            
  Terbentuknya    Desa Bantarwaru     pada tahun 1928,         di bawah     
kepemimpinan Ki RAKSA sebagai Kepala Desa/KAYIM yang Pertama. Dalam    
pemilihan kepala desa waktu itu dengan cara jembelongan; yang suka menempel/    
bersentuhan dengan yang ia pilih. Dimasa kepemimpinannya  waktu itu masih ada    
nya   peperangan  dan  penculikan kepala desa/kayim salah  satunya kepala desa    
Bantarwaru Ki RAKSA di culik oleh tentara Jepang dan tidak  tahu  keberadaan    
nya sampai sekarang dan akhirnya pada tahun 1931diadakan pilihan kepala desa    
karena  masyarakat sangat mengharapkan adanya pimpinan.cara pemilihannyapun sama seperti pemilihan kapala 
desa  yang  pertama  dan   akhirnya   terpilihlah   Ki Bangsakrama   sebagai  kepala desa  yang   kedua   sampai 
tahun1940'an di masa kepemimpinannya masih masa penjajahan Jepang dan barang siapa kepaladesa yang tidak
mematuhi perintahnya akan di bawa ke markas/di culik karena Ki Bangsakrama tidak mengikuti perintahnya dan
akhirnya  melarikan diri entah kemana dan  pulang kedesannya sudah tua dan  akhirnya meninggal di Bantarwaru
Pada tahun 1940 diadakan  pilihan  kepala desa dan waktu itu  yang terpilih  Ki Sukib sebagai kepala desa yang 
ke-tiga, masa kepemimpinnannya mulai tahun 1940 - 1945 masih di jaman penjajahan Jepang. Pada tahun 1942
mulai   adanya   klasiran   untuk memunculkan  petok tanah yang sekarang SPPT. Pada masa penjajahan Jepang 
banyak  masyarakat  yang  mau  di ikutkan  kerja paksa ( ROMUSA ) ke kalimantan akan tetapi Ki Sukib tidak
mau  mendaftarkannnya  sehingga kepala desa lah yang sebagai gantinnya dan di bawanya Ki Sukib oleh Jepang
sesampai di Stasiun  Cikampek  Ki Sukib  melarikan  diri  sampai  ke Tegal  tepatnya  di wilyayah  Slawi   Desa
Kalisapu depan  POLRES SLAWI, sampai tua baru kembali ke Desa Bantarwaru dan meninggal di makam kan
di Bantarwaru Blok 19 (Rambeng dekat ci lesang).          
  Pada tahun 1945 - 1974 di pimpin oleh Ki Kartawikrama  sebagai Kepala Desa yang ke- empat /IV.
Dimasa  Pemimpinan Ki Kartawikrama  masih pada masa  penjajahan   Belanda yakni Agresi Belanda yg kedua 
yang mana  Belanda datang ke Indonesia  ikut/mbonceng Tentara NICA  dan waktu itu  juga   adannya  gejolak 
kerusuhan PKI Madiun.Di tahun 1950 kepala desa di culik oleh DI karena tidak memetuhi perintahnya akhirnya
kekosongan kepemimpinan dan warga menyebar ke Dukuh Karangbengle,Dukuh Karanganyar dan yang datang  
dari luar di suruh ke Dukuh Bangkong sebagai tempat para pendatang baik yang Dari Karang nangka/Banyumas
KaliguaPaguyangan,BanjaranyarBalapulang Tegal sehingga sampai sekarang Dukuh Bangkong 90% asal muasal
pendatang   dan  berbeda bahasa  kebanyakan  bahasa yang digunakan kesehariannnya bahasa jawa sedangkan 
pedukuhan lainnya menggunakan bahasa sunda.          
  Pada tahun 1980 - 1996 di pimpin oleh Bapak Sumar sebagai Kepala Desa ke-lima/V Pembangunan
desa  semakin  tertata baik  pembangunan fisik, administrasi pertanahan, pelaksanaan adat budaya*( salapanan )
pertemuan semua  warga  masyarakat untuk mengadakan gugur gunung. Pada tahun 90'an terjadi bencana banjir
bah  di Dukuh Karangbengle  semua  rumah  warga   kena banjir karena kejadian tersebut sering/tiap tahun guna
keselamatan  warganya  disuruhlah  pindah  ke tanah bengkok desa yang sekarang Dukuh Karangsari, Berbagai 
macam cara kepala desa waktu itu menempuh jalan untuk nantinya mendapatkan hak milik sampai ke Semarang
atas hasil usahannya akhirnya warga memiliki  walaupun  harus  membeli per m2 seharga Rp 25.000,-
dalam kepemimpinannya pembangunan berjalan,keamanan terjaga bahkan masalah pajak selalu lunas lebih awal
  Dengan  berjalannya waktu dan  perkembangan jaman yang mana  tadinnya mau tiga periode di tahun
1996 diadakan pilkades untuk periode 1996- 2003 dan terpilih Bapak Ruslani dari Dukuh Karanganyar sebagai 
kepala desa yang ke-enam/VI namun atas kekhilafannya di demo sama masyarakat dan lengser,selang beberapa 
bulan di adakannya   pilkades   untuk  periode 2003 - 2008 terplih Bapak Rasun dari Dukuh Bangkong sebagai 
Kepala Desa yang ke-tujuh/VII di masa menjalankan pemerintahannya ada penemuan atas ke tidak absahannya  
suatu ijasah  maka  dimohon dengan hormat untuk mengundurkan diri.       
  Dalam kekosongnan kepemimpinan Desa Bantarwaru di tahun  2008   mengadakan   Pilkades   yang 
waktu itu calon kades tunggal  dari Dukuh Bangkong dan terpilih Bapak Wahyudin sebagai kepala desa periode 
2008 - 2014  kepala desa yang ke- VIII sampai selesai periode.      
  Pada tahun 2016 diadakan Pilkades  untuk mengisi kekosongan kepemimpinan desa dan pada waktu
itu  hasil  pilkades  di menangkan  oleh  Bapak  Ruslani  dari  Dukuh Bantarwaru sehingga beliau menjabat untuk 
periode 2016 - 2022 dan menjadi kepala desa Bantarwaru yang ke-sembilan/IX.    
  Itulah  catatan  kecil  sekelumit  sejarah  terbentuknya  dan perjalanan pemerintahan desa Bantarwaru
dari  semua  catatan  yang  kami  himpun  dari  nara sumber  kami  sebagai penulis dapat mengintisarikan bahwa
semua para  pendiri  dan  pemimpin  desa tidaklah kecil pengorbannannya semua mempunyai tujuan mulia untuk
membangun desa dan memberikan ketentraman,kesejahteraan untuk kelangsungan hidup wargannya.
Adapun kekurangan atas kurang kesempurnaannya pustaka ini penulis mohon maaf.    
                   
              Penulis    
              Edy purwanto  

Hasil Ekspedidi Pegunungan Bantarkawung Brebes, Bekas pesisir Zaman purba  sebagai mana dikutip oleh Imam suripto - detik.Jateng pada Kamis, 15 Desember 2022 / 19 : 14WIB. Dokumentasi Baperlitbangda dengan UGM di Desa Bantarwaru Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah merupakan kawasan pegunungan Wilayah tersebut dulunya wilayah pesisir atau pantai pada zaman purba.

Beberapa bukti yang menguatkan adanya bekas kawasan pesisir di wilayah ini adalah ditemukan banyak fosil cangkang kerang laut lainnya. Bukti-bukti ini kemudian diteliti dan diindentifikasi tim ahli dari UGM Yogyakarta.

Di kawasan pesisir purba kedungbukur di desa Bantarwaru, kecamatan Bantarkawung ini secara geologi sekitar 2 juta tahun yang lalu itu merupakan bekas pantai kemudian mengalami tsunami dan proses alam lainnya berubah menjadi dataran tinngi kata Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan, Baperlitbangda Brebes Nurul Hidayat.